Jangan lupa awali dengan membaca...

Jangan lupa awali dengan membaca...

Welcome to My Website

UURI. NO. 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 6
"Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan."

Selasa, 06 April 2010

Perkembangan Prenatal dan kelahiran


1.   Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran
Konsepsi dan awal kehidupan
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama sembilan bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir dan dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu:
A.     Tahap Germinal (Germinal Stage)
Tahap germinal sering juga disebut periode zigot, ovum, atau periode nuthfah adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini berlangsung kira-kira dua minggu pertama dari kehidupan yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma dengan sel telur atau ovum, yang dinamakan dengan pembuahan atau fertilization. Saat itu sel sperma bergabung dengan ovum dan menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Kemudian zigot membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah sekitar tiga hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi karena jumlahnya semakin banyak maka sel ini semakin mengecil sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan blastokis mengapung dan berproses disepanjang tubafalopi. Blastokis dibedakan atas tiga lapisan yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm) dan lapisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang menjadi rambut, gigi dan kuku; kulit ari dan kelenjar kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari mesoderm berkembang menjadi otot, tulang, atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Endoderm atau lapisan bawah berkembang menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah dan sistem pernafasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusar, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel blastokis. Setelah beberapa hari setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim, inilah yang disebut embrio dan peristiwa ini menandakan akhir dari tahap germinal.
 B.     Tahap Embrio (Embriyonic Stage)
Tahap ini dimulai dari dua minggu sampai delapan minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukurannya hanya sekitar satu inci maka bagian tubuh embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh manusia seutuhnya. Meskipun demikian, embrio sudah dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus kebawah sampai ke bagian ekor dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung lebih dahulu berkembang daripada lengan, kaki dan tangan. Pertumbuhan proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
Dalam periode ini terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak yaitu: kantong amniotik, tali pusar dan plasenta. Kantong amniotik berisi cairan amniotik, merupakan cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana penghubung anatara ibu dan embrio. Tali pusar adalah saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta.
Periode ini ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Hal ini terlihat bahwa pada umur enam minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar dibandingkan bagian lain. Pada umur delapan-sembilan minggu muka, mulut, mata dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak. Pada tahap ini organ-organ sex juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.
 C.    Tahap Janin (Fetus Stage)
Periode ini dimulai dari usia sembilan minggu sampai lahir. Setelah sekitar delapan minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam periode ini ciri-ciri fisik orang dewasa secara proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangannya terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira tiga inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan genap berumur empat bulan, yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusia maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan itu ditentukan hukum-hukum perkembangannya seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakter dan bakat), kekayaan, batas usia dan lain-lain. Pada bulan ke-empat dan ke-lima ini ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ke-tujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira eman belas inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5 kilogram. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol keluar, bergerak-gerak, dibuka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tetap rapat. Pada bulan ke-delapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kilogram dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kelahiran. Janin dalam perut ibu juga telah mampu mendengarkan atau merespon terhadap stimuli dari lingkungan eksternal, terutama pola-pola suara.

2.   Arti Penting Periode Pranatal bagi Perkembangan
Pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya. Menurut Hurlock 1980, setidaknya ada empat kondisi penting yang berpengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa mendatang, yaitu penentuan sifat bawaan, penentuan jenis kelamin, penentuan jumlah anak dan penentuan urutan anak.
Periode prenatal merupakan periode awal yang sangat menentukan pola perkembangannya pada periode-periode selanjutnya. Sifa-sifat bawaan yang di turunkan sekali untuk selamanya dan berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, ditentukan pada periode ini. Kondisi yang baik dalam tubuh ibu, dabpat menunjang perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya, bahkan merusak perkembangan selanjutnya. Di samping itu, periode prenatal juga merupakan periode penentuan jenis kelamin individu. Jenis kelamin yang sudah ditentukan pada saat pertumbuhan ini tidak dapat diubah, karena itu jelas akan memengaruhi pola perkembangan di kemudian hari.
Di samping terjadinya perkembangan yang lebih cepat, periode prenatal juga ditandai dengan lebih banyaknya terjadi perkembangan dan pertumbuhan secara normal dibandingkan dengan periode-periode lain dalam seluruh rentang kehidupan individu. Hal ini dapat dipahami, betapa selama 9 bulan sebelum kelahiran, individu tumbuh dari sel yang sangat kecil menjadi bayi yang panjangnya menjadi 20 inci dengan berat rata-rata 3,5 kg. Diperkirakan bahwa selama masa prenatal ini berat badan bertambah 11 juta kali. Demikian juga, dikatakan bahwa bahwa pada periode prenatal terjadi perkembangan cepat, karena dari sebuah sel berbentuk bulat berkembanglah anggota-anggota tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga pada saat kelahiran bayi dapat dikenali sebagai manusia.
Meskipun periode prenatal merupakan periode di mana perkembangan dan pertumbuhan terjadi lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis yang sangat memengaruhi pola perkembangan selanjutnya bahkan dapat menngakhiri perkembangan atau kematian.
Periode prenatal juga merupakan saat di mana calon orang tua menentukan sikapnya terhadap anak yang akan lahir. Sikap ini akan sangat memengaruhi cara bagaimana orang tua memperlakuukan atau mengasuh anaknya, terutama selama tahun-tahun  pertama pembentukan kepribadian.

3.   Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal
Sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi internal ibu, baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab ibu dan janin merupakan satu unitas organik yang tunggal. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal yaitu:
a.   Kesehatan ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal apalagi penyakit yang bersifat kronis dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan disertai dengan gangguan kesehatan pada ibu dapat merusak perkembangan janin. Apabla ibu hamil terserang campak rubellah (campak jerman) dapat dipastikan 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubellah menyerang pada dua bulan pertama kahamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulian, kelainan jantung, kerusakan pada system syaraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional. Jika terjadi pada trisemester kedua setelah fetus terbentuk, dampaknya kecil sekali. Mungkin hanya gangguan pada pendengaran, penglihatan, dan bicara. (seifert dan hoffnung, 1964-1965).
      Besarnya dampak kesehatan ibu hamil terhadap perkembangan masa prenatal juga terlihat jelas ketika ibu menderita sydrom kehilangan kekebalan tubuh. Yang lebh dikenal dengan AIDS. AIDS adalah penyebab utama kematian peringkat ke delapan di kalangan anak-anak dari usia 1-4 tahun pada tahun 1989. Mayoritas ibu yang menularkan HIV kepada keturunannya terinfeksi melalui penggunaan obat-obatan yang disuntikan ke dalam pembuluh darah atau hubungan heteroseksual dengan para pengguna obat-obatan suntik (santock, 1995)
b.   Gizi ibu
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab itu makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
c.   Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping baik pada fisik maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin yang dinamakan metabolite. Salah satu jenis obat mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide.
d.   Keadaan dan ketegangan emosi ibu
Keadaan emosional ibu selama kahamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stress, dan emosi lain yang mendalam maka terjadi perubahan psikoligis antara lain meningkatnya pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormone adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membut janin kekurangan udara.
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemunginan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Di samping itu sress dan kecemasan yang dialami ibu setelah kelahiran, diasosiasikan dengan bayi yang sangat aktif, cepat marah, dan tidak teratur dalam makan, tidur, dan buang air.

4.   KELAHIRAN
Stuty psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan study medis, study psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan pasca lahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. (Hurlock, 1978)
a.   Tahap-tahap kelahiran
Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benra keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.

5.   PENGARUH KELAHIRAN TERHADAP PERKEMBANGAN PASCA LAHIR
Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir:
1.   Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan, kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.
2.   Pengobatan ibu
Obat-obtanan yang digunakan ibu yang digunakan sebelum dan selama proses kelahiran dapat mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pasca lahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran.
3.   Lingkungan pra lahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan table waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pasca lahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.
4.   Jangka waktu periode kelahiran
Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut premature sedangkan bayi yang lebih lambat disebut posmatur.
Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
5.   Perawatan pasca lahir
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang memberi ladasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahum ke depan.
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi ibunya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.
6.   Sikap orang tua
Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaina diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiripada  saat ia lahir.

2 komentar:

  1. terima kasih,,makalahnya bagus,,sudah membantu kami dalam pembuatan tuggas yang diberikan oleh dosen,

    BalasHapus
  2. terimakasih atas ilmu yang diberikan dlm blog ini...

    BalasHapus

My Facebook