Jangan lupa awali dengan membaca...

Jangan lupa awali dengan membaca...

Welcome to My Website

UURI. NO. 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 6
"Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan."

Senin, 18 Oktober 2010

Beberapa gejala kesulitan belajar dan pengertiannya


Kaitannya dengan gejala kesulitan belajar ada beberapa pengertian yaitu :
a.      Learning disorder atau kekacauan belajar
Kekacauan belajar adalah suatu keadaan dimana proses belajar anak terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan sehingga anak mengalami kebingungan untuk memahami bahan belajar.
b.      Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar
Ketidakmampuan belajar adalah suatu gejala dimana proses belajar tidak dapat berfungsi dengan baik, walaupun anak tidak menunjukkan adanya subnormal mental, gangguan alat indera ataupun gangguan psikologis yang lain.
c.       Learning disfunction
Adalah suatu gejala dimana proses belajar tidak dapat berfungsi dengan baik, walaupun anak tidak menunjukkan adanya subnormal mental, gangguan alat indera ataupun gangguan psikologis yang lain.
d.      Under achiever
Adalah suatu kesulitan belajar yang terjadi pada anak yang memiliki potensi intelektual tergolong di atas normal tetapi prestasi belajar yang dicapai tergolong rendah.
e.      Slow learner atau lambat belajar
Adalah kesulitan belajar yang disebabkan anak sangat lambat dalam proses belajarnya sehingga setiap melakukan kegiatan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak lain yang memiliki tingkat potensi intelektual yang sama.

Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar


Menurut Webster diagnosis yaitu proses menentukan hakekat daripada kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta untuk menentukan masalahnya. Sedangkan menurut Harriman dalam bukunya Handbook of Psychological Term, diagnosis adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari simptom-simptomnya. Dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah suatu cara menganalisis suatu kelainan dengan mengamati gejala-gejala yang Nampak dan dari gejala tersebut dicari factor penyebab kelainan tadi.
Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang nampak pada anak ditandai adanya prestasi atau hasil belajar yang rendah serta berada di bawah norma yang ditetapkan.
Blassic dan Jones mengatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yan diharapkan dengan prestasi akademik yang Nampak sekarang (prestasi aktual). Anak yang mengalami kesulitan belajar itu adalah anak yang mempunyai intelegensi normal, tapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan yang penting dalam proses belajar. Kesulitan atau hambatan dalam kegiatan belajar bersifat fisiologis, psikologis, dan sosial.

Kamis, 15 April 2010

Pendapat para ahli

1.Paradigma konseling
•Menurut Prayitno:bahwa konseling bersifat pedagogis/psychophaedogis yakni konseling merupakan pelayanan yang bersifat psikis atau kejiwaan, dengan tidak melupakan pelayanan-pelayanan pendidikan yang mengacu kepada BHINEKA TUNGGAL IKA.
•Menurut allson : paradigma konselingadalah pelayanan batuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya
•Menurut achmad juntika : adalah pelayanan yang bersifat kejiwaan
Dan pendidikan tanpa melupakan ke BHINEKA TUNGGAL IKA.

2.Visi konseling
•Menurut prayitno dan erman amti : membantu individu mencapai kehidupan yang bahagia, serta mandiri.
•Menurut Achamad juntika Nurihsan : mengembangkan seluruh aspek kepribadian individu, serta mencegah timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya,dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh individu tersebut.
•Menurut Sukamto : terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal.

Kamis, 08 April 2010

PERBEDAAN ANTAR KONSELOR, PSIKOLOG, DAN PSIKIATER


Saya memiliki keyakinan, banyak orang yang menganggap konselor sama dengan psikolog dan psikiater. Bahkan mungkin ada sebagian psikolog atau psikiater menganggap dirinya sebagai konselor, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, pahamilah uraian dibawah ini agar anda mengerti perbedaan antara ketiganya, perhatikan!
Ø      Kita tinjau dari latar belakang pendidikannya terlebih dahulu.
1.      Konselor adalah lulusan program study Bimbingan dan Konseling jenjang S-1 (Strata satu) ditambah pendidikan profesi memiliki keahlian khusus dalam penanganan masalah.
2.      Psikolog adalah lulusan Psikologi jenjang S-1 memiliki keahlian khusus dalam bidang tingkah laku.
3.      Psikiater adalah lulusan Kedokteran jenjang S-1 ditambah pendidikan spesialisasi ilmu kejiwaan memiliki keahlian khusus dalam bidang penyakit jiwa.
Ø      Kemudian mari kita tinjau dari metode yang digunakan dan subyek masalah yang ditangani.
1.      Konselor menggunakan metode konseling dan membimbing serta bertugas menangani manusia yang masih normal tetapi memiliki masalah yang harus dipecahkan.
2.      Psikolog dan Psikiater menggunakan metode Psikoterapi serta bertugas menangani orang yang sudah tidak normal.

Masa depan kita sangat cerah


Layanan bimbingan dan konseling disekolah nasibnya sungguh memprihatinkan. Banyak sekali di antara guru pembimbingnya yang bukan lulusan program study bimbingan dan konseling. Banyak diantara guru, masyarakat, dan kepala sekolah yang menganggap konselor/guru pembimbing hanya sabagai pelengkap dan hiasan saja tanpa memiliki fungsi yang urgent sehingga dalam penempatannya terkesan asal-asalan. Hanya karena alasan tidak ada lahan lagi di sekolah maka bisa di tempatkan pada posisi konselor/guru pembimbing tanpa memperhatikan kualifikasi dan latar belakang pendidikannya. Mereka berpandangan bahwa bimbingan dan konseling hanyalah proses “pemberian nasehat”.

Selasa, 06 April 2010

Perkembangan Prenatal dan kelahiran


1.   Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran
Konsepsi dan awal kehidupan
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama sembilan bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir dan dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu:
A.     Tahap Germinal (Germinal Stage)
Tahap germinal sering juga disebut periode zigot, ovum, atau periode nuthfah adalah periode awal kejadian manusia. Periode ini berlangsung kira-kira dua minggu pertama dari kehidupan yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma dengan sel telur atau ovum, yang dinamakan dengan pembuahan atau fertilization. Saat itu sel sperma bergabung dengan ovum dan menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Kemudian zigot membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah sekitar tiga hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi karena jumlahnya semakin banyak maka sel ini semakin mengecil sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan blastokis mengapung dan berproses disepanjang tubafalopi. Blastokis dibedakan atas tiga lapisan yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm) dan lapisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang menjadi rambut, gigi dan kuku; kulit ari dan kelenjar kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari mesoderm berkembang menjadi otot, tulang, atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Endoderm atau lapisan bawah berkembang menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah dan sistem pernafasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusar, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel blastokis. Setelah beberapa hari setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim, inilah yang disebut embrio dan peristiwa ini menandakan akhir dari tahap germinal.

Perkembangan anak pada usia 12-18 bulan.


A.     Perkembangan Psiko Sosial
a.      Pada anak yang pasif dan tertutup.
1.      Tidak berani memperhatikan orang lain yang belum dikenal.
2.      Takut memandang dan di dekati orang yang belum dikenalnya dengan cara menutupi wajahnya atau menyembunyikan wajahnya.
3.      Tidak berani mengambil pemberian dari tangan orang yang belum dikenal.
4.      Cenderung diam atau pasif saat di ajak berbicara oleh orang yang belum dikenal.
5.      Tidak mau bermain dengan orang yang belum di kenal.
b.      Pada anak yang aktif dan terbuka.
1.      Senang memperhatikan orang lain yang belum di kenal.
2.      Berani memandang orang yang belum di kenal.
3.      Berani mengambil pemberian dari tangan orang yang belum dikenal.
4.      Senang “mengoceh” apabila di ajak berbicara dengan orang lain.
5.      Mau dan senang bermain dengan siapa saja meskipun belum dikenal.
c.      Pada anak secara umumnya.
1.      Selalu ingin di perhatikan oleh orang lain.
2.      Selalu ingin menang sendiri.
3.      Selalu ingin mencoba hal-hal baru meskipun dilarang.
4.      Setiap saat inginya selalu bermain.
5.      Susah di atur.

My Facebook